BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Setiap masyarakat pasti
mengalami perubahan-perubahan, yang dapat berupa perubahan yang tidak mencolok.
Ada pula perubahan-perubahan yang berpengaruhnya terbatas maupun luas, serta
ada pula perubahan yang lambat sekali, tetapai ada juga yang berjalan secara
cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapatditemukan oleh seseorang yang sempat
meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pad suatu waktu
membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu
lampau.
Perubahan-perubahan
masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku, susunan
lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisa dalam masyarakat, kekuasaan dan
wewenang, interaksi sosial dan sebagainya.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada
masyarakat dunia merupakan gejala normal. Pengaruhnya bisa menjalar ke
bagian-bagian dunia lain karena adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan
baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat dengan cepat dapat
diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan-perubahan tersebut berjala dengan cepatnya dan secara konstan. Dan
perubahan ini juga terikat oleh waktu dan tempat karen bersifat berantai dan
berlangsung secara terus menerus.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka rumusan
masalah yang dapat digunakan yaitu:
1.
Pengertian
perubahan sosial
2.
Teori-teori
perubahan sosial
3.
Hubungan
antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
4.
Bentuk-bentuk
perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
5.
Faktor-faktor
pendorong perubahan sosial dan kebudayaan
C.
BATASAN
MASALAH
Dari
rumusam masalah diatas, maka penulis membatasi masalah dalam penulisan makalah
ini sebagai berikut :
1.
Pengertian
perubahan sosial
2.
Teori-teori
perubahan sosial
3.
Hubungan
antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
4.
Bentuk-bentuk
perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian
perubahan sosial
Perubahan sosial dapat di bayangkan sebagai
perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Jadi perubahan
sosial adalah proses dimana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem
sosial. Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses sosial. Dengan
perubahan sosial juga merupakan gejala yang melekat di masyarakat yang dapat
diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat pada suatu waktu dengan
keadaan masyarakat dengan masa lampau. Misalnya, beberapa masyarakat indonesia
umumnya(pada masa lampau), suami merupakan posisi yang sangat dominan dalam berbagai
urusan dalam kehidupan keluarga, sehingga apabila suami tidak bekerja atau
tidak berpenghasilan, maka suatu keluarga ekonominya akan lumpuh. Dalam
perkembangan sekarang, pada masyarakat modern suami tidak selalu merupakan
posisi yang menentukan jalannya kehidupan keluarga.
Struktur sosial merupakan
bentuk jalinan diantara unsur-unsur sosial pokok dalam masyarakat yang
menunjukkan pada bentuk seluruh jaringan hubungan antara individu dalam
masyarakat dimana terjalin interaksi dan komunikasi sosial. Sedangkan sistem
sosial menunjukkan pola bagaimana hubungan antara unsur-unsur sosila dalam
masyarakat sehingga membentuk suatu kebulatan (totalitas ) yang
berfungsi.
Perubahan sosial dapat
dikatakan bahwa perubahan pada segi struktural masyarakat seperti pola-pola
perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat, perubahan pada segi
kultural masyarakat seperti nilai-nilai, sikap-sikap, serta norma-norma sosial
masyarakat. Perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingtkat
individual, keluarga, masyarakat hingga ke tingkat masyarakat dunia, perubahan
yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan(disequilibrium) dalam suatu
sistem masyarakat.
Berikut ini definisi perubahan sosial yang dikemukakan oleh
beberapa tokoh :
·
Kingsley
Davis mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi
dalam struktur masyarakat dan fungsinya.
·
Mac
iver mendefinisikan bahwa perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi
dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan.
·
Gillin
dan Giliin menurutnya perubahan sosial dianggap sebagai suatu variasi cara-cara
hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis,
kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi
ataupun penemuan-penemuan dalam masyarakat.
·
Koenig
mendefinisikan sebagai modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola
kehidupan manusia.
·
Hawley,
perubahan sosial merupakan setiap perubahan yang tidak terulang dari sistem
sosial sebagai satu kesatuan.
·
Munandar
mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur
dan fungsi dsari bentuk-bentuk masyarakat.
·
Soemardjan
, perubahan sosial meliputi segala
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga masyarakat di dalam suatu masyarakat yang
mampengaruhi sistem sosialnya,termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola
perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
·
Moore
mendefinisikan perubahan sebagai perubahan penting dari struktur sosial yaitu
pola-pola perilaku dan interaksi sosial yang terjadi di dalam suatu masyarakat.
·
Macionis,
perubahan sosial merupakan transformasi dalam organisasi masyarakat dalam pola
berpikir dan dalam perilku tertentu.
·
Ritzer
, konsep perubaha sosial mengacu pada variasi hubungan antar individu, kelompok,
organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu.
·
Lauer
,perubahan sosial dimaknai sebagai perubahan fenomena sosial diberbagai tingkat
kehidupan manusia, mulai dari tingkat individu-individu sampai tingkat dunia.
·
Menurut
Harper (1989), perubahan sosial sebagai pergantian (perubahan) yang signifikan
mengenai struktur sosial dalam kurun waktu tertentu.
·
Wilbert
Moore mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan penting dari stuktur
sosial dan yang dimakasud dengan struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan
interaksi sosial (Lauer, 1993:4).
·
T.B.Bottomore
(dalam Soekanto,1984:23-24), berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan suatu
perubahan dalam struktur sosial, termasuk perubaha-perubahan dalam ukuran
(jumlah) suatu masyarakat, atau perubahan dalam lembaga-lembaga sosial
tertentu, atau perubahan dalam hubungan antar lembaga-lembaga sosial yang ada.
·
Astrid Susanto(1985-157) mengemukakan
perubahan masyarakat sebagai fakta yang dibuktikan oleh adanya gejala-gejala
frustasi, konflik dan kesenjangan antar generasi.
B.
Teori-teori
perubahan sosial
Ada banyak teori-teori perubahan sosial
sejak awal abad 19 meliputi dua aspek dalam sejarah masyarakat yaitu: 1)
Tentang asal dan arah perkembangan
peradaban manusia dalam jangka waktu
panjang,dan hal ini tampak pada aspek dominan dalam teori-teori
klasik. 2) Mengenai
perkembangan manusia dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa
pembaharuan tersebut.
Teori-teori sosiologi tentang perubahan sosiologi pad abad ke-19 di
bagi menjadi dua yaitu teori evolusi sosial dan teori revolusi. Pada teori
evolusi sosial, perubahan dipikirkan terkait pada dasar tahapan pembangunan,
seperti masyarakat militer dan masyarakat industri, masyarakat berkembang dari
sederhana (pedesaan) yang berbentuk agararis ke diferensiasi yang kompleks dan
perkotaan(industrial). Tipe evolusi ini dikembangkan oleh August Comte, Herbert
Spencer dan Emile Durkeim.
Analisis perubahan sosial secara fungsional
dapat dilakukan dengan beberapa perluasan, yaitu pada teori evolusi dengan
mempertimbangkan perubahan sebagai adaptasi dari suatu sistem sosial terhadap
lingkungannya oleh proses diferensiasi. Sedangkan teori evolusi perubahan
sosial, terutama bersumber dari pendapat
dan pikiran Karl Marx yang menekankan akan pentingnya konflik, perjuangan
politik dan imperialisme sebagai prinsip mekanisme perubahan-perubahan dasar
struktural.perbedaan antara teori evolusi dan revolusi ialah satu bagian
analitik yang fundemental.
Sejumlah teori perubahan sosial yang dapat dikemukakan, antara lain
:
·
Linear
Theory, teori ini melalui tahapan-tahapan (stages) dan selalu menuju kedepan.
Misalnya adanya perubahan masyarakat, dari masyarakat buta huruf menjadi
masyarakat melek huruf.
·
Spriralic
Theory, teori ini melalui pengulangan-pengulangan diiringi kematangan di
dalamnya. Misalnya, pandangan masyarakat dalam berpolitik dengan sistem
multipartai.
·
Cylical
Theory, yaitu melalui putaran panjang yang ada pada suatu saat menemukan track yang pernah dilalui. Misalnya,
kembalinya masyarakat barat kepada ha-hal yang natural dalam pengobatan,
keyakinan, dan sebagainya.
·
Teori
Historis, yaitu kemajuan masyarakat mengacu masyarakat maju berdasarkan
zamannya. Episentrumnya berpinda-pindah, dari Sungai Indus (India), Sungai Yang
Tse (Cina), Lembah Sungai Nil (Mesir), Yunani-Romawi,Eropa Barat, Amerika
Utara, sampai Jepang.
·
Toeri
Relativisme, kemajuan masyarakat mengacu pada masyarakat barat, khususnya
Amerika Serikat.
·
Teri
Analitik, kemajuan masyarakat ditandai dari berbagai aspek:ekonomi, politik,
keluarga,mobilisasi sosial, dan agama yang semuanya itu bertumpu pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teori- teri ini
memberikan gambaran mengenai bentuk-bentuk perubahan sosial(sosial change).
Ada sejumlah teori tentang evolusi, yang dapat digolongkan kedalam
beberapa kategori:
1.
Unilinear
theories of evolution.
Teori ini
berpendapat bahwa manusia dan masyarakat(termasuk kebudayaannya) mengalami
perkembangan sesuatu melalui tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk-bentuk
sederhana, kemudian bentuk yang kompleks
sampai pada tahap sempurna. Pelopor teori ini evolusi antara lain : August
Comte, dan Herbert Spencer. Pitirim A. Sorokin(1928) menyatakan bahwa
masyarakat berkembang mulai tahap-tahap yang masing-masing didasarkan pada
suatu sistem kebenaran. Pada tahap pertama dasarnya kepercayaan, tahap keduanya
adalah indera manusia dan tahap terakhir adalah kebenaran.
2.
Universal
Theory of Evolution
Teori ini
menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap
tertentu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah
mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu. Prinsip-prinsip teori ini diuraikan
oleh Herbert Spencer yang menyatakan bahwa masyarakat merupakan hasil
perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok heterogen baik sifat maupun
susunannya.
3.
Multilinel
Theorities of Evolution
Teori ini lebih
menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu yang
dapat dalam evolusi masyarakat, misalnya mengadakan penelitian mengenai
pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian dan
seterusnya.
C.
Hubungan
antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
hanya dapat dibedakan dengan membedakan pengertian antara masyarakat dan
kebudayaan. Dengan membedakan dua konsep itu maka dapat membedakan antara
perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan. Terdapat perbedaan mendasar
antara perubaha sosial dengan perubahan kebudayaan. Perubahan sosial merupakan
bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan sosial meliputi. perubahan dalam
perbedaan usia, tingkat kelahiran, dan penurunan rasa kekeluargaan antara
masyarakat sebagai akibat terjadinya arus urbanisasi dan mordenisasi.perubahan
kebudayaan jauh lebih luas dari perubahan sosial. Perubahan budaya menyangkut
banyak aspek dalam kehidupan seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
aturan-aturan hidup berorganisasi dan filsafat. Perubahan sosial dan perubahan
kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat saling berkaitan, tidak ada masyarakat
yang tidak memiliki kebudayaan, dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan
tanpa masyarakat.
Persamaan antara
perubahan sosial dan perubahan kebudayaan adalah keduanya berhubungan dengan
masalah penerimaan cara-cara baru atau suatu perubahan terhadap cara-cara hidup
manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya. Kebudayaan mencakup segenap cara
berpikir dan bertingkah laku yang timbul karena interaksi yang bersifat
komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan muncul karena
warisan biologis. Perubahan sosial dan kebudayaan terjadi yang terjadi sangat
cepat menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat yaitu
lembaga-lembaga masyarakat yang dinamakan revolusi. Unsur-unsur revolusi adalah
adanya perubahan cepat, dan perubahan tersebut mengenai dasar atau sendi-sendi
pokok kehidupan masyarakat. Suatu revolusi berlangsung dengan di dahului oleh suatu
pemberontakan (Revolt, Rebellion) yang menjadi revolusi.
Agar suatu revolusi dapat terjadi, harus memenuhi syarat-syarat
tertentu, antara lain :
o Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. Di dalam
masyarakat harus ada persaan tidak puas terhadap keadaan dan suatu keinginan
untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
o Adanya seorang pemimpin atau kelompok orang yang dianggap mampu
memimpin masyarakat tersebut.
o Adanya pemimpin dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat untuk
kemudian dirumuskan serta menegaskan rasa tidak puas tadi menjadi program dan
arah gerakan.
o Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada
masyarakat. Artinya tujuan tersebut terutama bersifat konkret dan tujuan yang
bersifat abstrak, misalnya perumusan sesuatu ideologi tertentu.
o Harus ada “momentum” yaitu saat dimana segala keadaan dan faktor
sudah tepat dan baik untuk memulai suatu gerakan. Apabila “momentum” keliru,
revolusi dapat gagal.
Proses perubahan sosial dapat diketahui dari
ciri-ciri sebagai berikut:
Ø Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena
masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat maupun cepat.
Ø Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan
diikuti oleh perubahan pada lembaga-lembaga sosial yang lain. Karena
lembaga-lembaga sosial tadi sifatnya interpenden, maka sulit sekali untuk
mengisolasi perubahan pada lembaga-lembaga sosial tertentu saja. Proses awal
dan prose-proses selanjutnya merupakan suatu mata rantai yang tidak bisa
dipisahkan.
Ø Perubahan yang berlangsung secara cepat, biasanya mengakibatkan
disorganisasi karena dalam masyarakat ada proses penyesuaian diri atau
adaptasi. Disorganisasi yang diikuti oleh proses reorganisasi akan menghasilkan
pemantapan kaidah-kaidah dan nilai yang baru.
Ø Suatu perubahan tidak dapat dibatasi pad aspek kebendaan atau
spiritual saja, karena keduanya keduanya
mempunyai ikatan timbal balik yang kuat.
Ø Secara tipologis, perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai :
1.
Proses
sosial yang menyangkut sirkulasi atau rotasi ganjaran fasilitas-fasilitas dan
individu yang menempati posisi tertentu pada suatu struktur.
2.
Segmentasi,
yaitu keberadaan unit-unit secara struktural tidak berbeda secara kualitatif
dari keberadaan masing-masing unit-unit tersebut.
3.
Perubahan
struktural, yaitu munculnya kompleksitas baru secara kualitatif mengenai
peranan-peranan dan organisasi.
4.
Perubahan
dalam struktur kelompok, yaitu perubahan dalam komposisi kelompok, tingkat kesadaran
kelompok, hubungan-hubungan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat (Soekanto,
1999).
D.
Bentuk-bentuk perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan dapat
dibedakan kedalam beberapa bentuk yaitu sebagai berikut:
a.
Perubahan
lambat dan perubahan cepat
Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama, dan rentetan
rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi.
Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak
tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisibaru yang timbul sejalan
dengan pertumbuhan masyarakat. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi yang
sudah dijabarkan pada pembahasan teori-teori perubahan sosial. Saat ini agak
sulit untuk menentukan apakah suatu masyarakat berkembang melalui tahap-tahap
tertentu. Lagi pula sangat sukar untuk dipastikan apakah tahap yang telah
dicapai saat ini merupakan tahap terakhir. Sebaliknya juga sulit untuk
menentukanke arah mana masyarakat akan berkembang, apakah pasti menuju ke
bentuk kehidupan sosial yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan keadaan
saat ini.
b.
Perubahan
kecil dan perubahan besar
Perubahan-perubahan kecil merupakan perubahan-perubahan yang
terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung
atau berarti bagi masyarakat. Perubahan mode pakaian, misalnya, tidak akan
membawa pengaruh apa-apa bagi masyarakat secara keseluruhan karena tidak
mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya, suatu proses industrialisasi yang berlangsung
pad masyarakat agraris. Misalnya, merupakan perubahan yang akan membawa
pengaruh besar pada masyarakat. Berbagai lembaga kemasyarakatan akan ikut terpengaruh
misalnya, hubungan kerja, sistem milik tanah, hubungan kekeluargaan,
stratifikasi masyarakat dan seterusnya.
c.
Perubahan
yang dikehendaki (inteded-change) atau perubahan yang direncanakan (planned-change)
dan perubahan yang tidak dikehendaki(unintended-change) atau perubahan
yang tidak direncanakan(unplanned-change)
Perubahan yang dikehendaki atau yang
direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan
terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan didalam
masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan agent of change,
yaitu seseorang atau kelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat.
Agent of change memimpin masyarakat dalam
mengubaha sistem sosial. Dalam melaksanakan, agent of change langsung
tersangkut dalam tekanan-tekanan untuk mengadakan perubahan. Suatu perubahan
yang dikehendaki atau yang direncanakan selalu berada dibawah pengendalian
serta penghawasan agent of change tersebut. Cara-cara mempengaruhi
masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu
dinamakan rekayasa sosial (sosial engineering) atau sering pula
dinamakan perencanaan sosial (social planning).
Perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau
yang tidak direncanakan merupakan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa
dikehendaki, berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.
Apabila perubahan yang tidak dikehendaki tersbut brlangsung bersamaan dengan
suatu perubahan yang dikehendaki, perubahan tersebut mempunyai pengaruh yang
demikian besarnya terhadap perubahan-perubahan yang dikehendaki. Dengan
demikian, keadaan tersebut tidak mungkin diubah tanpa mendapat
halangan-halangan masyarakat itu sendiri atau perubahan yang dikehendaki
diterima oleh masyarakat dengan cara mengadakan perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada atau
dengan cara membentuk yang baru.
Konsep perubahan yang dikehendaki dan yang
tidak dikehendaki tisdak mencakup paham apakah perubahan-perubahan tadi
diharapkan atau tidak diharapkan oleh masyarakat. Mungkin suatu perubahan yang
tidak dikehendaki sangat diharapkan dan diterima oleh masyarakat. Bahkan para
agent change yang merencanakan perubahan-perubahan yang dikehendaki telah
memperhitungkan terjadinya perubahan-perubahan yang tidak terduga(dikehendaki)
di bidang-bidang lain. Pada umumnya sulit untuk memperkirakan tentang
terjadinya perubaha-perubahan yang tidak dikehendaki. Karena proses tersebut
biasanya tidak hanya merupakan akibat dari satu gejala sosial saja, tetapi dari
berbagai gejala sosial sekaligus.
Suatu perubahan yang dikehendaki dapat timbul
sabagai reaksi(yang direncanakan) terhadap perubahan-perubahan sosial dan
kebudayaan yang terjadi sebelumnya, baik yang merupakan perubahan yang
dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki. Terjadinya perubaha-perubahan yang
dikehendaki, perubahan-perubahan yang kemudian merupakan perkembangan
selanjutnya meneruskan proses. Bila sebelumnya terjadi perubahan-perubahan yang
tidak dikehendaki, perubahan yang dikehendaki dapat ditafsirkan sebagai
pengakuan terhadap perubahan-perubahan sebelumnya agar kemudian diterimaa
secara luas oleh masyarakat.
Perubahan yang dikehendaki merupakan suatu
teknik sosial yang ditafsirkan oleh Thomas dan Znaniecki sebagai suatu proses
yang berupa perintah dan larangan. Artinya, menetraliskan suatu keadaaan krisis
danga suatu akomodasi untuk melegakan hilangnya keadaan yang tidak dikehendaki
atau berkembangnya suatu keadaan yang dikehendaki.
Secara
umum para ahli sosiologi membedakan bentuk perubahan sosial(social change)
menjadi dua :
1.
Progress,
yaitu perubahan yang membawa kearah kemajuan sehingga bisa menguntungkan dalam
kehidupan sosial bagin masyarakat. Betuk progress ini dibedakan menjadi:
-
Planned
progress(kemajuan yang dikehendaki), contohnya adalah pembangunan listrik masuk
desa, intensifikasi pertanian, modernisasi desaa dan lain-lain.
-
Unplanned
progress(kemajuan ynga tidak dikehendaki, contohnyaadalah akibat gunung merapai
meletus menyebabkan warga masyarakat makain makmur denhga sawah pertanian yang
bertambah subur serta tambah pasir semakin melimpah untuk ditambang.
2.
Regress,
yaitu perubahan sosial yang membawa ke arah kemunduran sehingga kuarang
menguntungkan bagi masyarakat seperti: perang yang berakibat hancurnya
barang-barang, perabot, dan sarana infrastrukktur masyarakat serta binasanya
hewan bahkan jiwa manusia.
Dilihat
dari proses terjadinya perunahan sosial, proses awal perubahan sosial adalah :
§ Komunikasi (commununication)
Dimana melalui kontak komunikasi, unsur-unsur baru dapat menyebar,
baik berupa ide-ide, gagasan, keyakinan, maupun kebendaan. Dan proses penyebaran
unsur kebudayaan dari satu masyarakat kepada masyarakat lain disebut proses
difusi. Ada tiga macam proses simbiotik(melalui proses hidup secara
berdampingan) yaitu : mutualistik(saling menguntungkan), komensalitik(satu pihak
untung sedang pihak lain tidak untung dan tidak rugi), parasilistik(yang satu
untung dan yang lain dirugikan)
§ Akulturasi (acculturation)
Merupakan proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru dari luar
secara lambat dengan tidak menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri.
Contohnya, budaya selamatan merupakan bentuk akultrasi antara budaya lokal
dengan Jawa dengan budaya Islam.
§ Asimilasi (assimilation)
Berupa suatu proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru yang
berbeda. Proses asimilasi akan berlangsung lancar dan cepat apabila ada faktor
pendorong, seperti : adanya toleransi antar kebudayaan yang berbeda, adanya
kesempatan yang sama dalam bidang okonomi, adanya sikap menghargai terhadap
hadirnya orang asing dan kebudayaan yang dibawa, adanya sikap terbuka dari golongan
yang berkuasa,adanya unsur-unsur kebudayaan yang sama, terjadinya perkawinan
campuran(amalgamasi), adanya musuh bersama dari
luar.
E.
Masalah
atau realita dilapangan
Dari
penjelasan diatas maka bisa kita temukan masalah dalam masyarakat atau realita
yang ada tentang perubahan sosial yang terjadi karena perkambangn dan kemajuan
zaman.
·
Cara
berpakaian masyarakat sekarang yang dibandingkan dengan masyarakat dulu sudah
jauh berbeda, dulu berpakaian baju kurung sekarang sudah tiadak lagi.
·
Jilbab
yang dipakai untuk masyarakat sekarang sekedar sebagai penghias saja karena
mengikuti tren mode khususnya anak kuliahan, hanya sebagai ajang gaya saja
untuk ke kampus bukan untuk penutup aurat bagi mereka.
·
Pengaruh
perubahan sosial juga berpengaruh terhadap anak-anak, anak-anak sekarang banyak
anak yang berpenampilan seperti orang
dewasa. sekarang lagu anak – anak sangat minim sekali karena memang penyanyi
yang khusus untuk menyanyikan lagu anak-anak memang sudah tidak ada lagi,
karena itu banyak anak-anak yang menyanyikan lagu orang dewasa yang belum
pantas dinyanyikan.
·
Semakin
canggihnya zaman maka semakin canggih pula imu pengetahuan dan teknologi.
Misalnya pada saat ini yang berkembang yaitu internet yang bisa melihat kabar
berita yang ada didunia. Yang lebih semarak nya dikalangan anak-anak dan remaja
saat ini yaitu jejaringan sosial atau dunia maya melalui facebook dan twitter.
Kadang juga disalah gunakan dalam pemakaian internet ini yaitu melihat
situs-situs yang tidak semestinya dilihat. Itulah yang berkembang pada saat
sekarang ini. Pada masa lampau ini memang belum ada karena perubahan sosial
yang menyebabkan perubahan –perubahan pada kehidupan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan kajian teori di atas, dapat kita
ambil kesimpulan, bahwa perubahan sosial
adalah proses dimana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial.
Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses sosial. Dengan perubahan
sosial juga merupakan gejala yang melekat di masyarakat yang dapat diketahui
dengan membandingkan keadaan masyarakat pada suatu waktu dengan keadaan
masyarakat dengan masa lampau.perubahan sosial sangat berkaitan erat dengan
perubahan kebudayaan. Perubahan sosial meliputi perubahan dalam perbedaan usia,
tingkat kelahiran, dan penurunan rasa kekeluargaan antara masyarakat sebagai
akibat terjadinya arus urbanisasi dan mordenisasi.perubahan kebudayaan jauh
lebih luas dari perubahan sosial. Perubahan budaya menyangkut banyak aspek
dalam kehidupan seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, aturan-aturan hidup
berorganisasi dan filsafat.
Adapun
bentuk-bentuk perubahan sosial dan perubahan kebudayaan yaitu perubahan
perubahan lambat dan perubahan cepat, perubahan kecil dan perubahan besar dan
perubahan yang dikehendaki (inteded-change) atau perubahan yang direncanakan
(planned-change), dan perubahan yang tidak dikehendaki (unintended-change) atau
perubahan yang tidak direncanakan (unplanned-change).
B.
Saran
Bagi masyarakat
dalam menghadapi perubahan sosial dan perubahan kebudayaan terlebih harus
memfilter jika pengaruhnya dari luar, karena perubahan ini datang nya dari
budaya luar atau karena pengaruh teknologi yang nantinya bisa menghilangkan
kebudayaan kita sendiri. Dan memang perubahan sosial terjadi dengan cepat jika
kita tinggalnya di perkotaan dan lambat terjadinya yang tinggal dipedesaan.
DAFTAR PUSTAKA
Idi,
Abdullah.2011.Sosiologi Pendidikan:Individu, Masyarakat dan
Pendidikan.Jakarta:PT Rajagrafindo Persada
Martono,
Nanang.2011.Sosiologi Perubahan Sosial:Perspektif Klasik, Modern.
Posmodern dan Psokolonial.Jakarta:PT Rajagrafindo Persada.
Soekanto,
Soejono.2010.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:PT Rajagrafindo Parsada.
Ahmadi,
Abu.2007.Sosiologi Pendidikan.Jakarta:PT Rineka Cipta.
Syamsir
dan Burmawi.2003.Buku Ajar:Pengantar Sosiologi.Padang:UNP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar